RSS

Saturday, March 16, 2013

We Will Be Together Forever part1


 Cast: Cho Kyuhyun (Super Junior)
        : Seo Joohyun/Seohyun (Girls' Generation/SNSD)
        :And other cast
      
Disclaimer: Semua nama idol yang ada di fanfic ini bukan milik saya. Mereka terikat kontrak dengan agensi mereka masing-masing dan merupakan milik orangtua, keluarga, fans mereka masing-masing, dan Tuhan YME. Saya hanya meminjam nama mereka dan menggunakannya sebagai karakter di fic ini.

I hope you enjoy ^^

--
“Hihihi….”

Suara tawa hambar tanpa emosi itu bergaung di rumah besar yang kosong itu. Di sebuah ruangan besar yang didominasi oleh warna putih, seorang namja berambut cokelat duduk di tepi ranjang. Sebuah seringai kegilaan tersungging di wajahnya. Tangannya menggenggam erat sebuah pisau dapur, yang kini telah berhiaskan warna merah darah yang berasal dari goresan-goresan panjang merah darah di tangan pucat namja itu.

Namja berambut cokelat yang bernama Lee Kyuhyun itu kembali tertawa geli, sebuah tawa geli yang sebenarnya malah terkesan begitu dingin dan seram saat dia menggoreskan pisau yang dipegangnya ke tangannya sekali lagi, menambah jumlah goresan berdarah di tangannya yang kini sudah penuh dengan aliran darah yang mengalir bagaikan sungai. Bola mata hitam yang terlihat kosong dan suram itu memandang kagum pada aliran-aliran cairan darah yang mengalir di tangannya itu. Kyuhyun segera membawa tangannya ke mulutnya dan menjilat darahnya sendiri, tersenyum saat merasakan rasa metal darah yang mengalir di tangannya.

Ya, Kyuhyun suka sekali merasakan rasa darahnya yang terasa begitu pahit di lidahnya itu. Dia suka melihat goresan-goresan pisau di tangannya itu. Indah…dia merasa warna merah yang berpadu dengan warna putih tangannya itu begitu indah. Kyuhyun memandang ke hadapannya, ke arah cermin yang berada di hadapannya. Dia kembali tersenyum saat dia melihat penampilannya yang sudah begitu hancur-hancuran, seperti orang yang tak punya tujuan hidup, seperti orang gila yang tak mengerti apa-apa….

Oh, bukan seperti…dia memang sudah gila….

Dia sudah gila sejak dongsaeng kesayangannya, sejak Lee Seohyun, dongsaeng tercintanya itu meninggalkannya, untuk pergi dan berbahagia bersama orang lain.


Perlahan-lahan Kyuhyun segera merangkak ke arah cermin di hadapannya dan membawa tangannya ke permukaan cermin itu, merasakan dingin kaca itu di telapak tangannya. Dia segera menyandarkan kepalanya di permukaan cermin itu dan membelai pantulan wajahnya di cermin itu dengan pelan.

“Hei…kau juga menderita ya? Kita sama, kita berdua sama-sama menderita dan gila…sejak Seohyun meninggalkan kita berdua…” gumam Kyuhyun pelan pada pantulan wajahnya di cermin itu. Dia kembali menyeringai. “Tapi melihatmu aku mengerti kenapa Seohyun meninggalkan kita berdua untuk pergi bersama Yonghwa. Lihat saja, apa pantas wajah jelek ini, manusia hina ini…disandingkan dengan malaikat seperti Seohyun? Tentu saja tidak….” Kyuhyun kembali tertawa geli sebelum menikam cermin di hadapannya dengan pisau yang masih digenggamnya, membuat cermin itu retak dan pecah menjadi berpuluh-puluh keping. “Dia memang jauh lebih pantas bersama Yonghwa.”

Kyuhyun menghela napas dan membaringkan tubuhnya di lantar marmer kamarnya. “Sadarlah Lee Kyuhyun, jangan pernah bermimipi untuk bersaing dengan Yonghwa. Kau sudah kalah sejak awal…karena kalau aku menang, Seohyun akan ada di sini bersamaku sekarang, bukan di pelukan si bedebah Jung Yonghwa itu…” kata Kyuhyun sambil menggeretakkan giginya.

Ya, Jung Yonghwa, senior Seohyun di universitasnya dan juga namjachingu Seohyun sejak tiga tahun yang lalu. Kyuhyun membenci Yonghwa, sangat benci, bukan hanya karena dia sudah merebut Seohyun darinya tapi juga karena kenyataan, betapa sempurnanya namja tampan itu saat bersanding dengan Seohyun dibandingkan dirinya. Dia benci itu! Kenapa? Kenapa dia tidak bisa secocok itu bersanding dengan Seohyun? Kenapa mereka berdua harus terlihat begitu serasi dan cocok? Tidak adil! Dunia ini memang tidak adil!

Kyuhyun menangis sesenggukan, air mata segera mengalir di wajahnya yang pucat. Dia benci dengan dirinya…dia benci kenyataan kalau dirinya dan Yonghwa tidak bisa dibandingkan. Yonghwa jauh lebih baik dan sempurna darinya. Apa yang kurang dari seorang Jung Yonghwa untuk mendampingi seorang Lee Seohyun? Tidak ada! Mereka berdua terlihat begitu sempurna.

Dibandingkan dengan dirinya…heh, sungguh bagaikan langit dan bumi….

Dari tubuh, Kyuhyun bertubuh kurus tanpa ada sedikitpun otot yang menghias tubuhnya sementara Yonghwa? Ya, namja itu memang kurus juga tapi tubuh Yonghwa lenih proporsional dan tegap daripada dia, membuat siapa pun mengaguminya. Yonghwa juga altetis, menguasai berbagai cabang olahraga, terutama sepak bola, bahkan tidak jarang menyumbangkan medali dan piala untuk sekolah dan kampusnya atas andilnya memenangkan berbagai perlombaan olahraga sementara Kyuhyun? Lari menuju sekolahnya yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya saja dia sudah kehabisan napas. Olahraga? Alasan dia bisa lolos mata pelajaran itu dari kecil hanyalah karena nilai ujian teorinya yang tinggi sanggup menutupi nilai jeblok ujian prakteknya.

Dari kepribadian dan sikap, Kyuhyun adalah anak tertutup dan pendiam. Dia dingin, tak punya banyak teman, bahkan teman-temannya itu pun kadang dia perlakukan semena-mena. Dia merasa tak butuh berteman, dia merasa cukup dengan hanya memiliki Seohyun dan game-game favoritnya di hidupnya. Sahabat…dia bahkan tak kenal apa arti kata itu. Sementara Yonghwa? Dia sangat ceria, ramah, dan berkharisma. Banyak orang yang berteman dan senang menghabiskan waktu dengan Yonghwa. Banyak orang yang mempercayai dan menghargai Yonghwa. Yonghwa begitu populer dan terang…berbeda dengan dirinya yang gelap dan suram….

Dari masalah kekayaan, Kyuhyun anak yatim piatu, kedua orang tua dan noonanya meninggal karena kecelakaan saat dia berusia tiga tahun. Dia diadopsi keluarga Lee saat dia berumur lima tahun dan bisa hidup sampai sekarang karena mereka. Dia tidak punya apa-apa, karena semua harta yang dia miliki adalah milik keluarga Seohyun, bukan dirinya. Dia berusaha mendapatkan beasiswa untuk meneruskan pendidikan, bekerja paruh waktu untuk mendapat uang, semata-mata karena dia tidak ingin merepotkan orang tua angkatnya dan Seohyun. Semua uang yang diberikan keluarga Lee padanya hampir tak pernah digunakan oleh Kyuhyun. Dia menyimpan semua uang pemberian kedua orang tua angkatnya di bank, dengan harapan dia bisa hidup mandiri dan tidak merepotkan siapa pun. Yonghwa? Dia mungkin adalah namja terkaya yang Kyuhyun kenal. Posisinya sebagai anak tunggal sekaligus pewaris harta dan usaha keluarga Jung, sebuah keluarga kaya yang memiliki berbagai usaha bisnis di Korea Selatan membuatnya berkelimpahan harta. Uang sungguh bukan masalah bagi Yonghwa, berbeda dengan Kyuhyun yang terseok-seok untuk mendapatkan uang meski sekedar untuk menyambung hidup.

“AAARRRGGGHHHH!”

Kyuhyun menjerit frustasi sambil mencengkeram kepalanya. Dia benci! Dia sungguh membenci Yonghwa! Dia benci dengan kesempurnaan namja itu, ditambah lagi dengan kenyataan bahwa orang yang Kyuhyun cintai kini direbut oleh orang sempurna itu.

Kyuhyun mencintai adik angkatnya itu, sangat mencintainya sejak dia berumur tujuh belas tahun. Seohyun adalah segalanya bagi Kyuhyun. Seohyun selalu menemani dan menjaga Kyuhyun. Sikap manis dan manja Seohyun padanya membuat Kyuhyun nyaman dan tenang bersama yeoja cantik berambut hitam panjang itu. Setiap hari dia berharap Seohyun mau menjadi yeojachingunya suatu hari nanti…setiap hari dia memimpikan Seohyun menerima cintanya. Sebelum semua itu hancur dengan sendirinya, saat Seohyun menyatakan padanya kalau dia menyukai Yonghwa, dua tahun yang lalu.

Ingatan akan kejadian itu masih segar sekali di pikiran Kyuhyun, seakan-akan kejadian itu baru terjadi kemarin. Ingatan yang mati-matian ingin dia buang dan lupakan, tapi tidak bisa dia lakukan.

Kyuhyun sedang asyik memainkan PSPnya seperti biasa sementara Seohyun duduk di sebelahnya sambil membaca bukunya. Suasana di antara mereka begitu damai dan tenang. Seohyun menyandarkan kepalanya di bahu Kyuhyun sementara Kyuhyun menyandarkan kepalanya di atas kepala Seohyun.

“Hei, oppa…” panggil Seohyun tiba-tiba sambil memandang namja yang masih asyik bermain PSP itu.

“Ne, Seohyun-ah~” kata Kyuhyun dengan cuek tanpa sekalipun melepaskan pandangannya dari layar PSP di tangannya.

“Menurutmu Yonghwa-oppa itu orang yang seperti apa?” tanya Seohyun tiba-tiba.

“Kenapa bertanya padaku?” tanya Kyuhyun sambil mempause gamenya dan memandang Seohyun dengan tatapan datar. “Yonghwa itu seniormu bukan seniorku. Otomatis harusnya kau yang lebih tahu soal Yonghwa daripada aku.”

“Ne, aku tahu,” kata Seohyun pelan sebelum kembali tersenyum manis. “Menurut oppa apa aku cocok dengannya?”

“Kenapa tiba-tiba bertanya begitu? Kau mau menyatakan cinta pada Yonghwa?” tanya Kyuhyun sambil tersenyum menggoda.

“Iya!” kata Seohyun sambil tersenyum girang. “Besok aku mau menyatakan cinta padanya! Apa menurutmu aku cocok dengan Yonghwa-oppa? Beritahu aku, oppa!”

Hati Kyuhyun terasa pecah berkeping-keping mendengar perkataan Seohyun. Sesaat dia merasa mati rasa, tak bisa merasa dan memahami apa-apa lagi. Harapan yang selama ini dia kubur dalam-dalam mengenai Seohyun hancur seketika. Kyuhyun menelan ludah sejenak sebelum memaksakan sebuah senyum evil tersungging di bibirnya dan mencubit pipi dongsaengnya itu.

“Jadi kau sudah punya calon kakak  ipar untukku, nih? Ih, sebentar lagi kau akan meninggalkanku dan aku akan kesepian nih~” kata Kyuhyun sambil tertawa geli. “Kau cocok kok dengan Yonghwa, sangat serasi! Aku setuju sekali kalian bersama! Kalau nanti kalian berdua menikah jangan lupa undanganku harus yang paling bagus ya!”

Seohyun tersenyum dan memeluk leher Kyuhyun dengan erat. “Terima kasih, oppa~kau memang oppa yang paling baik dan selalu mengerti aku! Aku sayang sekali padamu!” kata Seohyun riang.

‘Ya…kau menyayangiky…tapi kau mencintai Yonghwa…’ pikir Kyuhyun getir sambil balas memeluk Seohyun dan berusaha keras menyembunyikan air matanya yang ingin mengalir. Hari itu semuanya berakhir, perasaannya, rasa cintanya pada Seohyun, hatinya, semuanya hancur menjadi debu pada hari itu.

Sejak itu kebohongan demi kebohongan terus ditimbun oleh Kyuhyun. Dia memaksakan senyum melihat Seohyun dan Yonghwa berbahagia. Dia memaksakan tawa riang saat melihat Yonghwa menggandeng dan memeluk Seohyun. Dia memaksakan canda saat Seohyun memberitahunya kalau dia akan pindah untuk tinggal bersama Yonghwa. Kebohongan demi kebohongan menggores dan menghancurkan hatinya hingga dia merasa mati rasa. Dia tidak merasa apa pun lagi, tak memahami apa pun lagi. Dia kebas, bahkan kini saat darahnya menetes deras membasahi tangannya. Tak ada rasa sakit yang dirasakannya akibat goresan pisau di tangannya itu. Semuanya terkalahkan dengan rasa sakit membara yang membakar dan meracuni hatinya. 

Ada satu sisi di hati Kyuhyun yang ingin membuat Seohyun mengerti kalau dia menyakiti Kyuhyun. Dia ingin melihat wajah sedih Seohyun karena kondisinya yang kini sudah bagaikan orang tak waras ini. Dia ingin Seohyun sadar…kalau dia melakukan semua itu karena dia! Karena salahnya! Dia ingin Seohyun sadar kalau dia melakukan segalanya untuk Seohyun. Setiap napasnya, setiap detik hidupnya, seluruh cintanya, seluruh jiwanya, semuanya hanya untuk Seohyun.

Dia ingin Seohyun sadar kalau dia menyiksa diri seperti ini untuk melepaskan semua rasa frustasi yang ada di dirinya saat melihat kebahagiaan Seohyun bersama Yonghwa. Ini adalah pelariannya dari semua sakit hati yang sudah digoreskan Seohyun padanya.

Tapi…itu semua tidak mungkin, kan? Seohyun tidak pernah memandang dan memperhatikan Kyuhyun sejak dia bersama Yonghwa. Hanya ada Yonghwa di mata Seohyun, bukan dirinya. Dia lelah, lelah dengan semua kebohongan dan pura-pura yang harus selalu dia lakukan di hadapan dua sejoli penuh cinta itu.

‘Kalau kau lelah…lebih baik akhiri saja semua ini…’ bisik sebuah suara di telinga Kyuhyun. ‘Akhiri hidupmu yang kejam ini…maka kau akan bahagia dan tidak harus menderita lagi…’

Mati….

Kyuhyun memikirkan perkataan itu. Memang…sepertinya mati memang adalah pilihan yang paling masuk akal baginya sekarang. Jika dia mati…semuanya berakhir. Tidak ada lagi kepura-puraan, tidak ada lagi benci, tidak ada lagi sakit hati, semuanya akan berakhir….

Tapi…bukankah Seohyun akan sedih kalau dia mati? Bukankah Seohyun akan sedih kalau Kyuhyun meninggalkannya?

‘Dia akan bersedih, tapi tidak dalam jangka waktu yang lama’ suara itu kembali terdengar di telinga Kyuhyun. ‘Apa kau lupa dia punya Yonghwa? Yonghwa akan menghibur dan menghapus luka akibat kehilanganmu di hati Seohyun. Mereka memiliki satu sama lain untuk saling mengobati luka dan kesedihan yang mereka rasakan. Dalam jangka waktu yang tidak begitu lama, mereka berdua akan kembali berbahagia, melupakanmu, dan menjadikanmu kenangan yang terkubur di dasar hati.’

Kyuhyun memejamkan matanya dan kembali mencengkeram rambutnya dengan kuat.

‘Bukankah ini akan lebih baik untukmu? Dengan mengakhiri hidupmu, kau tidak akan merasakan sakit hati dan rasa cemburu karena melihat mereka berdua berbahagia tanpamu lagi. Kau tidak akan menangisi mereka lagi. Dan kau tidak akan lagi menderita karena mereka. Kau sudah cukup menderita, Kyuhyun…sudah saatnya kau melupakan semuanya. Sudah saatnya kau mengakhiri semunaya dan mengambil kebahagiaan yang bisa kau rasakan….’
‘Kau akan bahagia dengan kematianmu ini…dan Seohyun dan Yonghwa juga akan bahagia bersama, mereka akan memiliki keluarga yang bahagia…yang bisa menggantikanmu….’

Kyuhyun membuka matanya, sebuah senyum miris yang penuh kesedihan tersungging di bibirnya. Dia segera bangkit dari lantai kamarnya dan menuju meja belajarnya. Namja berambut cokelat itu segera mengambil buku hariannya dan menulis sesuatu di sana sebelum menatap kamarnya.

“Untuk terakhir kalinya….” Gumam Kyuhyun pelan sebelum berjalan ke arah balkon kamarnya dan terus berjalan hingga kini dia berada di ujung balkon kamarnya dan menatap kosong ke arah tanah yang terasa begitu jauh di matanya.

Angin dingin berhembus kencang, mengacak-acak rambut cokelat Kyuhyun. Luka di tangannya yang tadi mulai tertutup mulai kembali terbuka dan kembali mengeluarkan darah karena udara dingin. Tapi Kyuhyun hanya berdiri diam di tepi balkonnya, tidak merasakan apa pun, dan tidak mempedulikan apa pun.

Kyuhyun menghela napas dan kembali tersenyum. Ini akhirnya. Setelah ini dia tidak harus menderita lagi, dia tidak harus lagi berpura-pura, dia tidak lagi harus terus bermimipi, dia tidak harus lagi menghadapi kekejaman dunianya, dan dia tidak harus khawatir lagi dengan segalanya. Semuanya akan berakhir…hari ini, detik ini….

Tanpa basa-basi, Kyuhyun segera melompat dari tepi balkonnya menuju kerasnya tanah di bawahnya. Tidak butuh waktu lama untuk merasakan tubuhnya terhempas keras ke tanah yang dingin. Kyuhyun segera tersenyum saat merasakan pandangannya menggelap dan detak jantungnya melambat, dan tak lama kemudian yang dilihat Kyuhyun hanyalah kegelapan….

Jika ada yang melihatnya, dia bagaikan penjelmaan Lucifer, malaikat terbuang yang sudah kehilangan arti hidup dan rela membuang jati dirnya sebagai malaikat untuk bergabung dengan setan….

Seperti Kyuhyun yang memutuskan untuk mengikuti ajakan setan untuk mengakhiri hidupnya dan kini terbaring di tengah kolam merah darahnya sendiri di tengah dingin dan putihnya salju yang berjatuhan menyelimutinya yang terbaring kaku tak bergerak di tanah….

0 comments:

Post a Comment