: Seo Joohyun/Seohyun (Girls' Generation/SNSD)
:And other cast
Disclaimer: Semua nama idol yang ada di fanfic ini bukan milik saya. Mereka terikat kontrak dengan agensi mereka masing-masing dan merupakan milik orangtua, keluarga, fans mereka masing-masing, dan Tuhan YME. Saya hanya meminjam nama mereka dan menggunakannya sebagai karakter di fic ini.
I hope you enjoy ^^
--
“Hihihi….”
Suara tawa hambar tanpa emosi itu bergaung di rumah besar yang kosong
itu. Di sebuah ruangan besar yang didominasi oleh warna putih, seorang namja
berambut cokelat duduk di tepi ranjang. Sebuah seringai kegilaan tersungging di
wajahnya. Tangannya menggenggam erat sebuah pisau dapur, yang kini telah
berhiaskan warna merah darah yang berasal dari goresan-goresan panjang merah
darah di tangan pucat namja itu.
Namja berambut cokelat yang bernama Lee Kyuhyun itu kembali tertawa
geli, sebuah tawa geli yang sebenarnya malah terkesan begitu dingin dan seram
saat dia menggoreskan pisau yang dipegangnya ke tangannya sekali lagi, menambah
jumlah goresan berdarah di tangannya yang kini sudah penuh dengan aliran darah
yang mengalir bagaikan sungai. Bola mata hitam yang terlihat kosong dan suram
itu memandang kagum pada aliran-aliran cairan darah yang mengalir di tangannya
itu. Kyuhyun segera membawa tangannya ke mulutnya dan menjilat darahnya
sendiri, tersenyum saat merasakan rasa metal darah yang mengalir di tangannya.
Ya, Kyuhyun suka sekali merasakan rasa darahnya yang terasa begitu
pahit di lidahnya itu. Dia suka melihat goresan-goresan pisau di tangannya itu.
Indah…dia merasa warna merah yang berpadu dengan warna putih tangannya itu
begitu indah. Kyuhyun memandang ke hadapannya, ke arah cermin yang berada di
hadapannya. Dia kembali tersenyum saat dia melihat penampilannya yang sudah
begitu hancur-hancuran, seperti orang yang tak punya tujuan hidup, seperti
orang gila yang tak mengerti apa-apa….
Oh, bukan seperti…dia memang sudah gila….
Dia sudah gila sejak dongsaeng kesayangannya, sejak Lee Seohyun,
dongsaeng tercintanya itu meninggalkannya, untuk pergi dan berbahagia bersama
orang lain.
Perlahan-lahan Kyuhyun segera merangkak ke arah cermin di hadapannya
dan membawa tangannya ke permukaan cermin itu, merasakan dingin kaca itu di
telapak tangannya. Dia segera menyandarkan kepalanya di permukaan cermin itu
dan membelai pantulan wajahnya di cermin itu dengan pelan.
“Hei…kau juga menderita ya? Kita sama, kita berdua sama-sama menderita
dan gila…sejak Seohyun meninggalkan kita berdua…” gumam Kyuhyun pelan pada
pantulan wajahnya di cermin itu. Dia kembali menyeringai. “Tapi melihatmu aku
mengerti kenapa Seohyun meninggalkan kita berdua untuk pergi bersama Yonghwa.
Lihat saja, apa pantas wajah jelek ini, manusia hina ini…disandingkan dengan
malaikat seperti Seohyun? Tentu saja tidak….” Kyuhyun kembali tertawa geli
sebelum menikam cermin di hadapannya dengan pisau yang masih digenggamnya,
membuat cermin itu retak dan pecah menjadi berpuluh-puluh keping. “Dia memang
jauh lebih pantas bersama Yonghwa.”
Kyuhyun menghela napas dan membaringkan tubuhnya di lantar marmer
kamarnya. “Sadarlah Lee Kyuhyun, jangan pernah bermimipi untuk bersaing dengan
Yonghwa. Kau sudah kalah sejak awal…karena kalau aku menang, Seohyun akan ada
di sini bersamaku sekarang, bukan di pelukan si bedebah Jung Yonghwa itu…” kata
Kyuhyun sambil menggeretakkan giginya.
Ya, Jung Yonghwa, senior Seohyun di universitasnya dan juga
namjachingu Seohyun sejak tiga tahun yang lalu. Kyuhyun membenci Yonghwa,
sangat benci, bukan hanya karena dia sudah merebut Seohyun darinya tapi juga
karena kenyataan, betapa sempurnanya namja tampan itu saat bersanding dengan
Seohyun dibandingkan dirinya. Dia benci itu! Kenapa? Kenapa dia tidak bisa
secocok itu bersanding dengan Seohyun? Kenapa mereka berdua harus terlihat
begitu serasi dan cocok? Tidak adil! Dunia ini memang tidak adil!
Kyuhyun menangis sesenggukan, air mata segera mengalir di wajahnya
yang pucat. Dia benci dengan dirinya…dia benci kenyataan kalau dirinya dan
Yonghwa tidak bisa dibandingkan. Yonghwa jauh lebih baik dan sempurna darinya.
Apa yang kurang dari seorang Jung Yonghwa untuk mendampingi seorang Lee
Seohyun? Tidak ada! Mereka berdua terlihat begitu sempurna.
Dibandingkan dengan dirinya…heh, sungguh bagaikan langit dan bumi….
Dari tubuh, Kyuhyun bertubuh kurus tanpa ada sedikitpun otot yang
menghias tubuhnya sementara Yonghwa? Ya, namja itu memang kurus juga tapi tubuh
Yonghwa lenih proporsional dan tegap daripada dia, membuat siapa pun mengaguminya.
Yonghwa juga altetis, menguasai berbagai cabang olahraga, terutama sepak bola,
bahkan tidak jarang menyumbangkan medali dan piala untuk sekolah dan kampusnya
atas andilnya memenangkan berbagai perlombaan olahraga sementara Kyuhyun? Lari
menuju sekolahnya yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya saja dia
sudah kehabisan napas. Olahraga? Alasan dia bisa lolos mata pelajaran itu dari
kecil hanyalah karena nilai ujian teorinya yang tinggi sanggup menutupi nilai
jeblok ujian prakteknya.
Dari kepribadian dan sikap, Kyuhyun adalah anak tertutup dan pendiam.
Dia dingin, tak punya banyak teman, bahkan teman-temannya itu pun kadang dia
perlakukan semena-mena. Dia merasa tak butuh berteman, dia merasa cukup dengan
hanya memiliki Seohyun dan game-game favoritnya di hidupnya. Sahabat…dia bahkan
tak kenal apa arti kata itu. Sementara Yonghwa? Dia sangat ceria, ramah, dan
berkharisma. Banyak orang yang berteman dan senang menghabiskan waktu dengan
Yonghwa. Banyak orang yang mempercayai dan menghargai Yonghwa. Yonghwa begitu
populer dan terang…berbeda dengan dirinya yang gelap dan suram….
Dari masalah kekayaan, Kyuhyun anak yatim piatu, kedua orang tua dan
noonanya meninggal karena kecelakaan saat dia berusia tiga tahun. Dia diadopsi
keluarga Lee saat dia berumur lima
tahun dan bisa hidup sampai sekarang karena mereka. Dia tidak punya apa-apa,
karena semua harta yang dia miliki adalah milik keluarga Seohyun, bukan
dirinya. Dia berusaha mendapatkan beasiswa untuk meneruskan pendidikan, bekerja
paruh waktu untuk mendapat uang, semata-mata karena dia tidak ingin merepotkan
orang tua angkatnya dan Seohyun. Semua uang yang diberikan keluarga Lee padanya
hampir tak pernah digunakan oleh Kyuhyun. Dia menyimpan semua uang pemberian
kedua orang tua angkatnya di bank, dengan harapan dia bisa hidup mandiri dan
tidak merepotkan siapa pun. Yonghwa? Dia mungkin adalah namja terkaya yang
Kyuhyun kenal. Posisinya sebagai anak tunggal sekaligus pewaris harta dan usaha
keluarga Jung, sebuah keluarga kaya yang memiliki berbagai usaha bisnis di
Korea Selatan membuatnya berkelimpahan harta. Uang sungguh bukan masalah bagi
Yonghwa, berbeda dengan Kyuhyun yang terseok-seok untuk mendapatkan uang meski
sekedar untuk menyambung hidup.
“AAARRRGGGHHHH!”
Kyuhyun menjerit frustasi sambil mencengkeram kepalanya. Dia benci!
Dia sungguh membenci Yonghwa! Dia benci dengan kesempurnaan namja itu, ditambah
lagi dengan kenyataan bahwa orang yang Kyuhyun cintai kini direbut oleh orang
sempurna itu.
Kyuhyun mencintai adik angkatnya itu, sangat mencintainya sejak dia
berumur tujuh belas tahun. Seohyun adalah segalanya bagi Kyuhyun. Seohyun
selalu menemani dan menjaga Kyuhyun. Sikap manis dan manja Seohyun padanya
membuat Kyuhyun nyaman dan tenang bersama yeoja cantik berambut hitam panjang itu.
Setiap hari dia berharap Seohyun mau menjadi yeojachingunya suatu hari
nanti…setiap hari dia memimpikan Seohyun menerima cintanya. Sebelum semua itu
hancur dengan sendirinya, saat Seohyun menyatakan padanya kalau dia menyukai
Yonghwa, dua tahun yang lalu.
Ingatan akan kejadian itu masih segar sekali di pikiran Kyuhyun,
seakan-akan kejadian itu baru terjadi kemarin. Ingatan yang mati-matian ingin
dia buang dan lupakan, tapi tidak bisa dia lakukan.
Kyuhyun sedang
asyik memainkan PSPnya seperti biasa sementara Seohyun duduk di sebelahnya
sambil membaca bukunya. Suasana di antara mereka begitu damai dan tenang.
Seohyun menyandarkan kepalanya di bahu Kyuhyun sementara Kyuhyun menyandarkan
kepalanya di atas kepala Seohyun.
“Hei, oppa…”
panggil Seohyun tiba-tiba sambil memandang namja yang masih asyik bermain PSP
itu.
“Ne, Seohyun-ah~”
kata Kyuhyun dengan cuek tanpa sekalipun melepaskan pandangannya dari layar PSP
di tangannya.
“Menurutmu
Yonghwa-oppa itu orang yang seperti apa?” tanya Seohyun tiba-tiba.
“Kenapa bertanya
padaku?” tanya Kyuhyun sambil mempause gamenya dan memandang Seohyun dengan
tatapan datar. “Yonghwa itu seniormu bukan seniorku. Otomatis harusnya kau yang
lebih tahu soal Yonghwa daripada aku.”
“Ne, aku tahu,”
kata Seohyun pelan sebelum kembali tersenyum manis. “Menurut oppa apa aku cocok
dengannya?”
“Kenapa tiba-tiba
bertanya begitu? Kau mau menyatakan cinta pada Yonghwa?” tanya Kyuhyun sambil
tersenyum menggoda.
“Iya!” kata
Seohyun sambil tersenyum girang. “Besok aku mau menyatakan cinta padanya! Apa
menurutmu aku cocok dengan Yonghwa-oppa? Beritahu aku, oppa!”
Hati Kyuhyun
terasa pecah berkeping-keping mendengar perkataan Seohyun. Sesaat dia merasa
mati rasa, tak bisa merasa dan memahami apa-apa lagi. Harapan yang selama ini
dia kubur dalam-dalam mengenai Seohyun hancur seketika. Kyuhyun menelan ludah
sejenak sebelum memaksakan sebuah senyum evil tersungging di bibirnya dan
mencubit pipi dongsaengnya itu.
“Jadi kau sudah
punya calon kakak ipar untukku, nih? Ih,
sebentar lagi kau akan meninggalkanku dan aku akan kesepian nih~” kata Kyuhyun
sambil tertawa geli. “Kau cocok kok dengan Yonghwa, sangat serasi! Aku setuju
sekali kalian bersama! Kalau nanti kalian berdua menikah jangan lupa undanganku
harus yang paling bagus ya!”
Seohyun tersenyum
dan memeluk leher Kyuhyun dengan erat. “Terima kasih, oppa~kau memang oppa yang
paling baik dan selalu mengerti aku! Aku sayang sekali padamu!” kata Seohyun
riang.
‘Ya…kau
menyayangiky…tapi kau mencintai Yonghwa…’ pikir Kyuhyun getir sambil balas
memeluk Seohyun dan berusaha keras menyembunyikan air matanya yang ingin
mengalir. Hari itu semuanya berakhir, perasaannya, rasa cintanya pada Seohyun,
hatinya, semuanya hancur menjadi debu pada hari itu.
Sejak itu kebohongan demi kebohongan terus ditimbun oleh Kyuhyun. Dia
memaksakan senyum melihat Seohyun dan Yonghwa berbahagia. Dia memaksakan tawa
riang saat melihat Yonghwa menggandeng dan memeluk Seohyun. Dia memaksakan
canda saat Seohyun memberitahunya kalau dia akan pindah untuk tinggal bersama
Yonghwa. Kebohongan demi kebohongan menggores dan menghancurkan hatinya hingga
dia merasa mati rasa. Dia tidak merasa apa pun lagi, tak memahami apa pun lagi.
Dia kebas, bahkan kini saat darahnya menetes deras membasahi tangannya. Tak ada
rasa sakit yang dirasakannya akibat goresan pisau di tangannya itu. Semuanya
terkalahkan dengan rasa sakit membara yang membakar dan meracuni hatinya.
Ada satu sisi di
hati Kyuhyun yang ingin membuat Seohyun mengerti kalau dia menyakiti Kyuhyun.
Dia ingin melihat wajah sedih Seohyun karena kondisinya yang kini sudah
bagaikan orang tak waras ini. Dia ingin Seohyun sadar…kalau dia melakukan semua
itu karena dia! Karena salahnya! Dia ingin Seohyun sadar kalau dia melakukan
segalanya untuk Seohyun. Setiap napasnya, setiap detik hidupnya, seluruh
cintanya, seluruh jiwanya, semuanya hanya untuk Seohyun.
Dia ingin Seohyun sadar kalau dia menyiksa diri seperti ini untuk
melepaskan semua rasa frustasi yang ada di dirinya saat melihat kebahagiaan
Seohyun bersama Yonghwa. Ini adalah pelariannya dari semua sakit hati yang
sudah digoreskan Seohyun padanya.
Tapi…itu semua tidak mungkin, kan?
Seohyun tidak pernah memandang dan memperhatikan Kyuhyun sejak dia bersama
Yonghwa. Hanya ada Yonghwa di mata Seohyun, bukan dirinya. Dia lelah, lelah
dengan semua kebohongan dan pura-pura yang harus selalu dia lakukan di hadapan
dua sejoli penuh cinta itu.
‘Kalau kau lelah…lebih baik akhiri saja semua ini…’ bisik sebuah suara
di telinga Kyuhyun. ‘Akhiri hidupmu yang kejam ini…maka kau akan bahagia dan
tidak harus menderita lagi…’
Mati….
Kyuhyun memikirkan perkataan itu. Memang…sepertinya mati memang adalah
pilihan yang paling masuk akal baginya sekarang. Jika dia mati…semuanya
berakhir. Tidak ada lagi kepura-puraan, tidak ada lagi benci, tidak ada lagi
sakit hati, semuanya akan berakhir….
Tapi…bukankah Seohyun akan sedih kalau dia mati? Bukankah Seohyun akan
sedih kalau Kyuhyun meninggalkannya?
‘Dia akan bersedih, tapi tidak dalam jangka waktu yang lama’ suara itu
kembali terdengar di telinga Kyuhyun. ‘Apa kau lupa dia punya Yonghwa? Yonghwa
akan menghibur dan menghapus luka akibat kehilanganmu di hati Seohyun. Mereka
memiliki satu sama lain untuk saling mengobati luka dan kesedihan yang mereka
rasakan. Dalam jangka waktu yang tidak begitu lama, mereka berdua akan kembali
berbahagia, melupakanmu, dan menjadikanmu kenangan yang terkubur di dasar
hati.’
Kyuhyun memejamkan matanya dan kembali mencengkeram rambutnya dengan
kuat.
‘Bukankah ini akan lebih baik untukmu? Dengan mengakhiri hidupmu, kau
tidak akan merasakan sakit hati dan rasa cemburu karena melihat mereka berdua
berbahagia tanpamu lagi. Kau tidak akan menangisi mereka lagi. Dan kau tidak
akan lagi menderita karena mereka. Kau sudah cukup menderita, Kyuhyun…sudah
saatnya kau melupakan semuanya. Sudah saatnya kau mengakhiri semunaya dan
mengambil kebahagiaan yang bisa kau rasakan….’
‘Kau akan bahagia dengan kematianmu ini…dan Seohyun dan Yonghwa juga
akan bahagia bersama, mereka akan memiliki keluarga yang bahagia…yang bisa
menggantikanmu….’
Kyuhyun membuka matanya, sebuah senyum miris yang penuh kesedihan
tersungging di bibirnya. Dia segera bangkit dari lantai kamarnya dan menuju
meja belajarnya. Namja berambut cokelat itu segera mengambil buku hariannya dan
menulis sesuatu di sana
sebelum menatap kamarnya.
“Untuk terakhir kalinya….” Gumam Kyuhyun pelan sebelum berjalan ke
arah balkon kamarnya dan terus berjalan hingga kini dia berada di ujung balkon
kamarnya dan menatap kosong ke arah tanah yang terasa begitu jauh di matanya.
Angin dingin berhembus kencang, mengacak-acak rambut cokelat Kyuhyun.
Luka di tangannya yang tadi mulai tertutup mulai kembali terbuka dan kembali
mengeluarkan darah karena udara dingin. Tapi Kyuhyun hanya berdiri diam di tepi
balkonnya, tidak merasakan apa pun, dan tidak mempedulikan apa pun.
Kyuhyun menghela napas dan kembali tersenyum. Ini akhirnya. Setelah
ini dia tidak harus menderita lagi, dia tidak harus lagi berpura-pura, dia
tidak lagi harus terus bermimipi, dia tidak harus lagi menghadapi kekejaman
dunianya, dan dia tidak harus khawatir lagi dengan segalanya. Semuanya akan
berakhir…hari ini, detik ini….
Tanpa basa-basi, Kyuhyun segera melompat dari tepi balkonnya menuju
kerasnya tanah di bawahnya. Tidak butuh waktu lama untuk merasakan tubuhnya
terhempas keras ke tanah yang dingin. Kyuhyun segera tersenyum saat merasakan
pandangannya menggelap dan detak jantungnya melambat, dan tak lama kemudian
yang dilihat Kyuhyun hanyalah kegelapan….
Jika ada yang melihatnya, dia bagaikan penjelmaan Lucifer, malaikat
terbuang yang sudah kehilangan arti hidup dan rela membuang jati dirnya sebagai
malaikat untuk bergabung dengan setan….
Seperti Kyuhyun yang memutuskan untuk mengikuti ajakan setan untuk
mengakhiri hidupnya dan kini terbaring di tengah kolam merah darahnya sendiri
di tengah dingin dan putihnya salju yang berjatuhan menyelimutinya yang
terbaring kaku tak bergerak di tanah….
0 comments:
Post a Comment